Kamis, 22 September 2016

Baca aja cerita SMK



Sebuah kisah klasik susah dilupa 


Masih ku ingat kakiku melangkah dengan pasti setiap pagi

Menaiki motor dengan kecepatan stabil, melewati jalanan padat dengan rasa cemas takut akan adanya kemacetan

Sampai di depan gerbang, kakiku tanpa ragu melangkah menuju satu ruangan yang tak asing

Tak lupa ku hiasi wajah ini dengan senyum Bak bunga yang sedang merekah

Sampai di ambang pintu ruangan, aku selalu menerka apa yang sedang terjadi didalam

Sepertinya tak banyak manusia di dalamnya

Ku tarik gagang pintu, kemudian terbuka

Terlihat satu persatu wajahnya..

Ah, walau belum semua datang

tapi aku mengingat wajah-wajah manusia yang menetapi ruang ini setiap harinya

Mereka adalah kawan-kawanku

Entah bagaimana kami dipersatukan, siapa yang mempersatukan kami menjadi sebuah kesatuan yang amat hebat sampai susah dilupa

Terima kasih terutama kepada pemilik bumi dan seisinya, Allah SWT yang apabila tanpa izinnya kami tidak akan menjadi satu kesatuan. Hamdalah.. Alhamdulillah..

Terima kasih juga, wahai bapak, wahai ibu, telah mempersatukan kami, yaitu sekelompok manusia dengan otak ini.

Sulit dilupa hingga kini. sekarang, kami sudah melewati gerbang kelulusan, sudah hampir 2 tahun kami lulus sekolah

Memang tak ada tangis, bukannya kami tak bisa menangis, Tapi kami tak ingin mengakhiri dengan tangisan.

Terlalu kejam apabila kami membuka pertemuan kami dengan senyum dan mengakhirinya dengan tangis. Biarlah senyuman kami dengan penuh arti ini yang berbicara tentang perpisahan.

Perpisahan bukan sebuah akhir dari segalanya kan? Ah, aku tahu kalian manusia hebat nan absurd

Karena itulah aku jadi rindu…

(cerita akan berlanjut/ to be continue)
-Riska, 23 September 2016, ditulis di Bekasi, saat sedang panas-
#RiskaRyanisa



Rabu, 21 September 2016

PUISI HUJAN

Kalau

kalau hujan di sore hari deras, rinduku lebih deras

kalau saat hujan air mengalir, perasaan ku pun kian mengalir

kalau kamu terus diam? aku akan makin bicara

bicara tentang hati ini, untukmu dari hari ke hari

 

Jika

Jika hujan datang tiba-tiba, perasaanku tak datang tiba-tiba

Jika langit gelap saat hujan, mataku tak akan gelap melihatmu

Jika tak ada cahaya matahari saat hujan, senyumku kan selalu menyinari hari-harimu

Hari-harimu yang  terus bergulir bersama waktu

Walau waktu terus membawamu pergi

Tapi percayalah, perasaan ini akan sama, terus menjalar, hingga kedepan!!

 

Puisi “Jika” Terinspirasi dari quotes buku surayah alias pidi baiq, begini bunyinya… “sekarang, aku mungkin bukan aku yang dulu, waktu membawa aku pergi. Tapi perasaan tetap sama, bersifat menjalar, hingga kedepan!”



Kemudian

Aku terdiam disudut kota yang megah dan ramai

Kemudian,  aku melihat  wajahmu

Kemudian, kau menghampiriku

Kemudian, aku aku mengucek mataku

Kemudian, sayangnya itu hanya khayalan

Kemudian-kemudian ini yang aku semogakan

Ku semogakan agar kita cepat bertemu

wahai kesatria enamku

Aamiin…



 

-21 September 2016, dibuat saat hujan, di Bekasi-

Tertanda
#RiskaRyanisa




Selasa, 06 September 2016

PUISI UNTUKMU





Untuk mu

Foto pas ultah nanda 27-08-2016, puri cendana.

Kalaulah ada namaku dihatimu
Jangan kau katakan padaku
Katakanlah pada Tuhan
Sang pemilik hati
Agar kelak kau bisa bersamaku 

- #RiskaRyanisa , Bekasi 2016-



my beautiful soul

Hai my beutiful soul Apa kabarnya? Kulihat kabarmu baik ya, walau bulan lalu, aku mendengar kabar dari keluargamu kalau kamu sempat sakit. D...